Seorang lelaki menatap tanpa berkedip kearah kabah
seolah tahu apa yang sedang tersembunyi di balik warna langit sore,
semburat cahaya berwarna jingga yang perlahan menyentuh hati dan menawarkan kedamaian.
.
lelaki itu adalah AKU
ia sedang kehilangan jalan untuk pulang
bertahan dalam lamunan dan bertanya apa yang akan terjadi jika kamu tak hadir esok hari,
ada kalanya aku lelah dengan jalan yang aku tapaki
ada kalanya aku merasa lelah untuk mencari dan itulah alasan mengapa aku suka menatapmu jika nanti kau bertanya.
Aku bosan sendiri dalam ruang yang telah usang, menangis di sudut sempit dengan suara yang timbul dan tenggelam.
sejak awal aku mengenal duniamu, banyak kisah yang telah kulewati dengan berbagai tema dan dialognya yang telah lekat dalam memori.
.
Dia adalah objek narasiku, darinya aku merasakan tenang yang tak dapat aku jelaskan.
saat aku duduk dan menengok wajah indah itu. aku merasa seolah-olah dia berbisik dan kemudian berkata
"Hei kau harus kuat! jika memang lelah. Istirahatlah! aku akan memelukmu. ingat! Tuhan akan bersedih melihat Manusia yang menyerah pada mimpinya, mulailah kembali melangkah. Jika perlu berlarilah walaupun kakimu harus terluka. Tenang saja aku akan datang dan menyembuhkannya" begitulah pesannya padaku
.
Objek narasi, yang tak akan pernah aku lupa.
aku juga tak bisa berbohong bahwa aku membutuhkanmu,
Objek narasi, kemarilah dan duduk bersamaku.
Amanat Dirgantara
Mekkah 30 Maret 2024