Minggu, 18 Agustus 2024

Namanya Aldila

Posted by Deargantara Ibnoe Zekan on 23.59 with No comments


Di tengah riuh rendahnya suasana yang menyelimuti Yogyakarta Book Party, ada satu sosok yang mungkin tidak selalu berada di garis depan, namun keberadaannya terasa begitu kuat, layaknya angin yang tidak tampak namun mampu menggerakkan segala yang ada di sekitarnya. Sosok itu adalah Febri Tia Aldila, yang lebih akrab dipanggil Dila. Mungkin namanya belum sepopuler para pemimpin yang biasa menjadi sorotan, namun bagi kami yang mengenalnya, Dila adalah fondasi yang tak ternilai harganya. Ia bukanlah seorang pemimpin yang ambisius mencuri perhatian, tetapi lebih sebagai seorang pilar yang memberikan ketenangan, kekuatan, dan keseimbangan dalam setiap langkah kami.


Dila memulai perjalanan di komunitas ini sebagai seorang gadis yang pemalu, yang lebih banyak menyimpan perasaan dan pikirannya di dalam hati. Namun, seiring berjalannya waktu, ia berkembang menjadi sosok yang tak hanya bisa berdiri dengan tegak, tetapi juga memberi ruang bagi orang lain untuk tumbuh bersama. Dengan segala kerendahan hatinya, ia menjadi sosok ibu bagi komunitas ini, bukan dalam arti formal, tetapi sebagai pelindung, sebagai pengingat untuk selalu menjaga semangat, dan sebagai penopang yang siap memberikan dukungan kapan pun dibutuhkan. Dila adalah contoh nyata bahwa perubahan diri adalah perjalanan yang tak hanya mengubah dirinya, tetapi juga memberi dampak positif bagi orang-orang di sekitarnya.


Sebagai seorang Media Creative, Dila memiliki kemampuan yang tak terbantahkan dalam mengabadikan momen. Setiap jepretan kamera yang ia ambil bukan sekadar gambar, tetapi sebuah cerita yang penuh dengan makna dan perasaan. Mata Dila mampu menangkap keindahan yang tersembunyi dalam setiap detik yang berlalu, menjadikannya lebih dari sekadar tukang foto, tetapi juga seorang pencerita yang menuliskan kisah dalam bentuk visual. Tidak ada yang sia-sia dalam setiap foto yang ia ambil. Semua itu berharga, seperti kenangan yang abadi, seperti sebuah perjalanan yang tak akan terlupakan.


Namun, yang paling menonjol dari Dila bukanlah hanya kemampuan teknisnya, tetapi hati besarnya yang selalu siap memberi tanpa mengharapkan balasan. Dila adalah seorang support system yang tak ternilai bagi banyak orang. Dia mungkin bukan seorang pemimpin yang memimpin rapat atau mengambil keputusan besar, tetapi dia adalah sosok yang selalu hadir di saat-saat penting, memberikan dorongan ketika seseorang mulai ragu, dan menenangkan ketika dunia terasa begitu berat. Keberadaannya memberikan rasa aman, seperti rumah yang selalu bisa diandalkan, tempat berlindung bagi siapa saja yang membutuhkan kekuatan ekstra.


Aku merasa sangat beruntung bisa mengenal Dila lebih dekat. Bagiku, dia bukan sekadar teman, tetapi juga seorang guru, seorang sumber inspirasi yang mengajarkan tentang arti ketulusan, kesabaran, dan kekuatan dalam memberi dukungan. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sikap dan perilakunya yang sederhana, namun penuh makna. Terimakasih, Dila, karena telah menjadi teman yang tidak hanya memberi kebanggaan, tetapi juga mengajarkan arti sejati dari persahabatan dan solidaritas. Keberadaanmu bukan hanya sebuah kebahagiaan bagi kami yang mengenalmu, tetapi juga bagi setiap orang yang pernah merasakan kebaikan dan dukungan darimu.


Dunia mungkin belum sepenuhnya mengenal siapa Dila, tapi bagi kami yang telah merasakannya, namanya akan selalu dikenang. Aldila adalah bagian dari perjalanan ini, dan meski tak pernah mencari sorotan, Aldila adalah cahaya yang selalu ada di balik layar, memberikan kekuatan dan keindahan yang tak terukur. Semoga perjalanan kita terus berlanjut, dan semoga kisah ini terus berkembang, karena Aldila adalah salah satu bagian yang membuat kisah Bookparty ini begitu berarti.





Yogyakarta, 18 Agustus 2025

0 komentar:

Posting Komentar