Kepada kamu, yang belum benar-benar jadi milikku, tapi selalu jadi alas doaku.
Bagaimana mungkin aku bisa bosan padamu, sedang wajahmu adalah hal pertama yang ingin kuingat saat pagi membuka mata? Bahkan ketika dunia rasanya penuh hiruk dan hiruk, kamu tetap menjadi tenang yang tak pernah kutemukan di mana pun.
Setiap gerakmu… entah kenapa, seolah selalu punya alasan untuk membuatku jatuh cinta lagi. Tidak dengan cara heboh atau dramatis. Tapi perlahan, tenang, seperti hujan sore hari yang turun tanpa suara, dan tiba-tiba semuanya basah.
Kamu mungkin tidak tahu, atau barangkali kamu pura-pura tidak tahu, bahwa cintaku padamu bukan hal yang ringan. Kamu pelan-pelan menggugurkan seluruh keyakinanku bahwa cinta bisa diatur, bisa dijaga agar tetap logis. Sebab bersamamu, cinta justru jadi hal yang paling tak bisa kujelaskan. Dan anehnya, aku menyukainya begitu saja.
Kamu tak pernah bilang cinta. Aku pun tak pernah menagih. Sebab cinta, kalau memang nyata, akan terasa… bahkan tanpa suara. Dan aku merasakannya darimu, dari caramu tetap tinggal meski dunia membuatmu punya seribu alasan untuk pergi.
Ada kalanya aku rapuh, bahkan untuk diriku sendiri. Tapi kamu di sana. Kamu tidak memperbaiki segalanya, tapi kamu hadir dan itu lebih dari cukup. Ada kalanya kamu kecewa padaku, mungkin sering. Tapi tetap saja, entah kenapa, kamu tak pernah benar-benar pergi. Dan di sanalah aku jatuh cinta lagi. Lagi dan lagi.
Aku tahu, kamu tidak butuh janji-janji besar. Tidak perlu puisi, tidak perlu drama. Tapi izinkan kali ini, lewat surat ini, aku menuliskan apa yang selama ini tak sempat terucap:
Aku mencintaimu. Dengan cara yang tenang, tapi tak pernah selesai.
Aku merindukanmu. Bahkan ketika kamu ada di depan mataku.
Dan jika dunia ini harus diputar ulang seribu kali, aku tetap akan mencari kamu di mana pun, dalam bentuk apa pun.
Terima kasih sudah hadir, meski sebentar. Tapi cukup untuk mengubah cara pandangku terhadap cinta.
Dengan penuh rasa,
Aku, yang diam-diam menjadikanmu rumah.
Yogyakarta, 21 Juli 2025
0 komentar:
Posting Komentar